jam

Kamis, 03 Desember 2009

budidaya berkembang

Dalam rangka melihat kegiatan budidaya udang dan memotivasi para pembudidaya udang, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, pada hari Sabtu (28/11) akan melakukan kunjungan kerja ke Propinsi Lampung, tepatnya di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL). Dalam kesempatan tersebut, Fadel berkesempatan melakukan panen udang vaname nusantara I yang merupakan hasil Broodstock Center. Selain itu, Menteri juga berkesempatan untuk melakukan gelar teknologi BBPBL dan pelantikan pengurus Shrimp Clubs Indonesia (SCI) Lampung.

Pembangunan Perikanan Budidaya dalam periode 2010-2014 memang diharapkan terjadi peningkatan produksi sebesar 353 %, yaitu dari 5,26 juta ton menjadi 16,89 juta ton. Untuk mencapai peningkatan produksi yang besar tersebut, komoditas perikanan budidaya akan didorong dan dipacu pengembangannya terutama adalah rumput laut, lele, patin, bandeng, nila dan kerapu. Menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Made L. Nurdjana, komoditas tersebut sangat berpeluang untuk ditingkatkan produksinya dan menjadi nomor satu didunia, mengingat potensi lahan yang tersedia sangat besar, teknologi budidaya mudah dan sudah dikuasai masyarakat, serta permintaan pasar cukup besar.

Namun demikian, lanjut Made, komoditas udang tetap merupakan komoditas yang sangat penting untuk dikembangkan, karena permintaan ekspor yang cukup besar dan untuk memenuhi permintaan konsumsi dalam negeri. Dalam periode 2010-2014, produksi udang diharapkan dapat meningkat sebesar 74,75 %, yaitu dari 400.000 ton menjadi 699.000 ton, yang terdiri dari udang vaname (Penaeus vanammei) dan udang windu (Penaeus monodon).

Udang windu dikembangkan dengan teknologi ekstensif polikultur, yakni digabung dengan komoditas lain, dan bersifat organik, sehingga harga jualnya tinggi karena sesuai dengan trend konsumsi masyarakat dunia. Selain itu, kedepan juga akan diupayakan subsidi pupuk organik, tidak pupuk anorganik seperti selama ini. Peningkatan produksi udang windu diharapkan dapat tumbuh sebesar 10,42 % per tahun. Untuk mewujudkannya, pada tahun 2009, Departemen Pekerjaan Umum telah dilakukan perbaikan saluran irigasi dan prasarana tambak lainnya menggunakan dana stimulus dengan total anggaran 430 milyar yang mencover tambak seluas 53.000 Ha untuk 56 kabupaten pada 16 provinsi.

Sebaliknya, udang vaname dikembangkan dengan teknologi semi intensif dan intensif. Produksi udang vaname ditargetkan meningkat sebesar 17,38% per tahun, yaitu: 275 ribu ton pada tahun 2010 menjadi 500 ribu ton tahun 2014. Untuk mewujudkan hal ini, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) telah membangun Broodstock Center atau pusat produksi induk udang unggul vaname Nusantara di Bali, guna memenuhi kebutuhan induk udang di dalam negeri dan mengurangi ketergantungan akan induk impor. Kemampuan produksi Broodstock Center tersebut diperkirakan mencapai 240 ribu ekor induk unggul per tahun (terbesar di dunia). Sedangkan penampilan dari induk Nusantara I yang telah dibudidaya di Provinsi Kalimantan Barat, Lampung dan Jawa Timur menunjukkan hasil yang memuaskan. Artinya, tidak ada kekhawatiran akan penyediaan benih udang bermutu yang diperlukan dalam program peningkatan produksi udang. Terpenting sekarang ini adalah petambak udang hendaknya belajar dari bangsa Jepang yang sangat mencintai produk dalam negerinya melalui pemanfaatan Broodstock Center yang telah dibangun secara maksimal, tutur Made.

Disadari bahwa setiap usaha intensifikasi untuk peningkatan produksi selalu diikuti oleh penurunan kualitas lingkungan yang diakhiri dengan meningkatnya serangan hama dan penyakit ikan. Dalam mencegah dan mengurangi serangan hama dan penyakit tersebut, pada tahun 2009 ini telah dibangun Balai Penyidikan Penyakit Ikan dan Lingkungan di Kabupaten Serang Provinsi Banten, yang peresmiannya diharapkan dapat dilakukan pada akhir bulan Januari 2010. Balai ini akan memiliki laboratorium hama, penyakit ikan dan lingkungan yang lengkap, sehingga dapat melakukan kajian terhadap hama, penyakit dan lingkungan secara detail dan mendalam yang diharapkan dapat memecahkan dan mengatasi masalah hama, penyakit dan lingkungan secara fundamental dan komprehensif.

Dengan telah dipersiapkannya sarana dan prasarana untuk mendukung industri udang ini, diharapkan pihak perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya tidak ragu-ragu lagi untuk memberikan kemudahan dalam pendanaan bagi petambak yang memerlukan.

Tidak ada komentar: