jam

Rabu, 21 Juli 2010

Menggali manfaat DAUN KATUK

Daun katuk adalah daun dari tanaman Sauropus adrogynus(L) Merr, famili Euphorbiaceae. Nama daerah: Memata (Melayu), Simani (Minangkabau), Katuk (Sunda), Kebing dan Katukan (Jawa), Kerakur (Madura). Terdapat di berbagai daerah di India, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia tumbuh di dataran dengan ketinggian 0-2100 m di atas permukaan laut.
Tanaman ini berbentuk perdu. Tingginya mencapai 2-3 m. Cabang-cabang agak lunak dan terbagi Daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan lebar 1,25-3 cm. Bunga tunggal atau berkelompok tiga. Buah bertangkai panjang 1,25 cm.(2) Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu, panjang lebih kurang 20 cm disemaikan terlebih dahulu. Setelah berakar sekitar 2 minggu dapat dipindahkan ke kebun. Jarak tanam panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Setelah tinggi mencapai 50-60 cm dilakukan pemangkasan agar selalu didapatkan daun muda dan segar.
Dalam 100 g daun katuk terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Tanaman katuk dapat meningkatkan produksi ASI diduga berdasarkan efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Pada penelitian terdahulu daun katuk mengandung efedrin.
Daun katuk kaya akan saponin dan tannin, suatu senyawa yang berperan menurunkan berat badan dan lemak tubuh. Diketahui tannin secara umum mengganggu berbagai aspek dalam proses pencernaan, sementara saponin meningkatkan permeabilitas sel mukosa usus halus, yang menyebabkan penghambatan transpor aktif zat gizi dan juga kesempatan pengambilan zat gizi oleh saluran pencernaan menjadi terhambat. Selain itu, tannin dan saponin cenderung menurunkan nafsu makan yang juga memberikan kontribusi kepada penurunan berat badan.
Penelitian di laboratorium dengan menggunakan model ayam, ternyata daun katuk sangat baik untuk menurunkan kadar kolesterol jahat ( LDL-k) , kadar kolesterol total dan menaikkan kadar kolesterol baik ( HDL-k) . Berdasarkan data tersebut, maka dapat diprediksi tingkat resiko terkena penyakit penyempitan pembuluh darah. Ternyata, hasil perhitungan menunjukkan turunnya angka resiko terkena penyakit tersebut. Turunnya angka resiko tersebut menunjukkan bahwa daun katuk dapat mengurangi terjadinya penyakit stroke, darah tinggi dan jantung koroner. Hasil penelitian Djojosoebagio ( 1964) pada kelinci juga menunjukkan bahwa infusa daun katuk mampu menurunkan tekanan darah dan menurunkan suhu badan.
Penurunan penimbunan lemak biasanya akan meningkatkan pembentukkan protein dalam tubuh. Perubahan ini sangat menguntungkan bagi kesehatan tubuh, karena protein banyak diperlukan bagi pertumbuhan sel-sel tubuh. Selain itu, peningkatan pembentukkan protein akan merangsang pertumbuhan otot, sehingga tubuh selain langsing juga padat dan berisi. Senyawa yang berperan dalam peningkatan pembentukkan protein diduga adalah methylpyroglutamate. Senyawa ini dapat diubah menjadi glutamate dalam saluran pencernaan dan kemudian meningkatkan pembentukkan protein. Glutamate merupakan bahan utama bagi sel mukosa saluran pencernaan. Glutamate juga berperan sebagai bahan utama bagi pembentukkan glutamine dan glutatione dalam musoka usus halus yang berperan penting dalam menjaga mukosa dari kerusakkan karena racun dan reaksi peroksidatif.
Daun katuk juga berpotensi untuk meningkatkan daya seksual baik pada wanita maupun pria. Menurut Dr. Agik Suprayogi dari IPB daun katuk mengandung senyawa androstan 17-one, 3-ethyl-3-hydroxy-5 alpha yang berfungsi sebagai prekursor atau tahap antara dalam sintesis senyawa hormon-hormon steroid seperti progesterone, estradiol/ estrogen, testosteron dan glukokortikoid. Hasil penelitian pada ayam juga menunjukkan bahwa pemberian daun katuk mampu meningkatkan konsentrasi hormon estradiol. Hormon-hormon steroid tersebut berperanan penting dalam menjaga dan meningkatkan kesuburan pada wanita dan pria, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan seksual, mempertahankan kehamilan agar tidak keguguran, serta menjaga tubuh agar tetap seksi. Dan juga halus dan mulus. Manfaat lain dari daun katuk adalah meningkatkan produksi ASI.Selain memperlancar produksi ASI seperti yang dikenal selama ini, daun katuk juga kaya senyawa yang dapat menggenjot mutu dan jumlah sperma, termasuk membangkitkan vitalitas seksual. Daun katuk dipenuhi senyawa fitokimia berkhasiat obat.
Sedikitnya daun katuk mengandung tujuh senyawa aktif yang dapat merangsang sintesis hormon-hormon steroid (seperti progesteron, estradiol, terstosteron, glukokortikoid) dan senyawa eikosanoid (di antaranya prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, lipoksin, dan leukotrien).
Menurut Yun (1997), daun katuk mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg per 100 g berat badan. Menurut Lucia (1997), pemberian infus daun katuk dengan kadar 20 persen, 40 persen, dan 80 persen pada mencit selama periode organogenesis (pembentukan organ) tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan resorbsi.
Klorofil atau zat hijau daun adalah molekul kimia yang terdapat pada tumbuhan yang aktivitas utamanya adalah membantu reaksi fotosintesis. Semua tumbuhan hijau dan tumbuhan yang berwarna selain hijau memiliki klorofil. Klorofil tak hanya terdapat di bagian daun, tetapi juga di batang, biji, umbi, atau buah.

Menurut Dr. Leenawaty, klorofil mempunyai manfaat yang sangat baik bagi tubuh manusia. Klorofil dapat membersihkan jaringan tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabotisme, sekaligus mengatasi parasit, bakteri, dan virus yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan, klorofil dapat menghilangkan senyawa kimia yang bersifat racun dalam tubuh.

Turunan dari klorofil (klorofil yang terdegradasi) ternyata masih memiliki manfaat dan tak beracun bagi tubuh. Turunan klorofil feoditin (klorofil yang lepas pusat magnesiumnya) dapat berfungsi sebagai antioksidan. Turunan lainnya adalah chlorophyllide (yakni klorofil yang ekornya terlepas) dapat menggali ke dalam sel atau jaringan dan mengangkat senyawa hidrokarbon, seperti pestisida, timbunan obat, parasit, bakteri, bahkan virus dari dinding sel serta mengeluarkannya dari dalam tubuh.

Efek Negatifnya Sulit Tidur

Di balik kelebihannya, daun katuk menyimpan sejumlah kekurangan. Selain membantu proses metabolisme di dalam tubuh, glukokortikoid hasil metabolisme senyawa aktif daun katuk dapat mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor. Baik kalsium dan fosfor yang terdapat dalam daun katuk itu sendiri maupun dalam makanan lain yang disantap bersama masakan daun katuk

Di Taiwan, pernah dilaporkan bahwa pada orang yang mengonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu hingga 7 bulan, terjadi efek samping dengan qejala sulit tidur, tidak enak makan, dan sesak napas. Namun, gejala-gejala tersebut menghilang setelah 40-44 hari penghentian konsumsi.

(disadur dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: