jam

Rabu, 18 November 2009

berita DKP

KEBIJAKAN DKP BERBASIS PENELITIAN, ILMU PENGETAHUAN, DAN TEKOLOGI

Terkait dengan visi baru Departemen Kelautan dan Perikanan yakni menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk perikanan terbesar di dunia pada 2020 mendatang, Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Fadel Muhammad meminta kepada para akademisi dan ilmuwan kelautan untuk memberikan masukan bagi pengembangan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di masa yang akan datang.

Permintaan tersebut disampaikan MKP dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan VI Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) di IPB Intenational Convention Center Bogor, Senin malam (16/11). Berdasarkan dasar-dasar strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang baru disusun Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), peran aktif serta sumbangan pemikiran dan kontribusi ISOI terhadap proses pembangunan kelautan dan perikanan sangat menentukan dan diharapkan dapat memajukan sektor kelautan dan perikanan.

Menurut MKP, berdasarkan Grand Strategy DKP yang kedua yakni mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, pemanfaatan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat merupakan hal yang mutlak. Oleh karena itu keberadaan dan ketersediaan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan tidak boleh terganggu. kedepan setiap kebijakan yang terkait dengan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus memiliki basis ilmiah yang kuat. Research based policy yang didukung dengan data, informasi dan pengetahuan terkini yang memadai harus menjadi norma dasar dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan.

Selain itu, melalui Research based policy juga diharapkan mampu mengatasi kendala rendahnya produktivitas dan daya saing produk perikanan, sehingga produksi dapat meningkat. Pemenuhan akan peran penting penelitian, ilmu pengetahuan, dan teknologi merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak. Sinergi antara pemerintah bersama ilmuwan kelautan dan perikanan serta komponon masyarakat lainnya, harus mampu menyiapkan teknologi terapan yang handal, efisien dan terjangkau bagi masyarakat, serta ramah terhadap lingkungan. Tantangan yang harus dihadapi tersebut tentunya adalah bagaimana sinergi tersebut mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan akan teknologi ini.

Tidak ada komentar: